UNTUKMU SULUNGKU
Oleh : Mispalah, S.Pd.
Wahai anakku...
Kukandung engkau
Dalam keaadaan haru
Malam dan siang kulalui dengan pilu
Karena terhalang restu
Di suatu hari di hari Minggu
Terasa sakit perutku
Bagai tertusuk sembilu
Pikiranku pun menjadi galau
Menahan kontraksi yang terus mengitariku
Hari berganti malam nan syahdu
Hampir habis rasa tenagaku
Dan nadi yang makin lemah berpacu
Akhirnya ku dengar tangismu
Membelah malam yang terus merayu
Akupun terharu
Lupa akan segala rasa sakit dan ngilu
Ternyata sekarang aku menjadi seorang ibu
Bapakmu langsung mengazanimu
Dengan suara yang mengharu biru
Di tengah deru angin malam yang merindu
Yang menerobos lewat jendela dan pintu
Seolah ikut menyambut kehadiranmu
Bayi mungil yang lucu
Yang hanya berbalut kain bernuansa biru
Tanpa berbaju
Hari terus berlalu
Kau tumbuh menjadi anak yang agak lugu
Tapi tetap dengan senyum khasmu
Badan yang kecil membuatmu
Dianggap kurang gizi karena makan kurang bernafsu
Di setiap perkembangan umurmu
Aku selalu setia mendampingimu
Menunutunmu menjalani hari-harimu
Sakit yang sering menyertaimu
Sampai aku merelakan diriku
Menjadi pengganti sakitmu
Karena tak tega melihatmu
Di saat belasan umurmu
Kau mulai memperlihatkan bakatmu
Sepakbola menjadi pilihanmu
Alloh berikan bakat itu
Bertanding di setiap penjuru
Mengikuti arah angin yang membawamu
Tanah lapang penuh debu
Hujan dan anginpun kau halau
Demi hasrat yang menggebu
Namun aku hanya bisa menyertaimu
Dengan doa dan restu
Yang kulantunkan di setiap sujudku
Dan helaan nafasku
Dan tak jarang dihiasi dengan air mata haru
Wahai anakku...
Kejarlah cita-citamu
Jangan hiraukan kata-kata orang yang cemburu
Melihat apa yang ada padamu
Mereka mencela karena tak mampu
Teruslah asah kemampuanmu
Karena masa depanmu
Ada di tanganmu
Semoga Alloh selalu meridhoimu
Demi ridhoku padamu
Wahai anak sulungku
Tanggung jawab ada di pundakmu
Untuk membimbing dan melindungi adik-adikmu
Tumbuh dan sukses bersamamu
Menggantikan Bapak dan Ibu....
PROFIL PENULIS
Mispalah, S.Pd., Guru
Bahasa Inggris di SMPN 2 Labuhan Haji. Lahir di Teros, 5 Nopember 1975. Sudah
menikah dan memiliki 3 orang putra. Memberanikan diri membuat puisi karena
termotivasi dari materi “Gairah Menulis Puisi” yang merupakan salah satu materi
pada kegiatan Belajar Menulis Gelombang 25 dan 26. Terimakasih untuk Tim Solid
Om Jay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar