Rabu, 01 Juni 2022

MENGATASI WRITER'S BLOCK

 Pertemuan ke 7


Pertemuan Ke 7

Hari/Tanggal : Rabu, 1 Juni 2022

Narasumber :  DITTA WIDYA UTAMI, S.Pd. Gr.

Moderator :  LELY SURYANI, S.Pd.

Tema  : Mengatasi Writer’s Block

 

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Alloh Yang Maha Kuasa agar kita dapat melaksanakan ibadah serta aktifitas-aktifitas lainnya.

Alhamdulillah pada malam ini, Rabu tanggal 1 Juni 2022  kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ke 7 kegiatan Belajar Menulis dengan tema “Menagatasi Writer’s Block” dengan narasumber muda dan cantik mbak Ditta Widya Utami, S.Pd. dan moderator yaitu Ibu Lely Suryani, S.Pd. yang piawai sekali dalam merangkai pantun.

Acara dibuka oleh moderator pada pukul 19.00 WIB tentunya dengan pantun yang sangat bagus sembari memperkenalkan sang narasumber. Profil narasumber lebih lengkapnya dapat di lihat di https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html.

Narasumber, Ditta Widya Utami, S.Pd. adalah Guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Dan saat ini sebagai pengajar praktik Guru Penggerak Angkatan 3. Beliau adalah salah satu alumni kelas Belajar Menulis Angkatan 7 dan sudah berhasil menerbitkan buku mayor berkat mengikuti tantangan dari Prof. Eko. Selain itu beliau juga aktif menulis di blog pribadi maupun di kompasiana.

Paparan materi dimulai dengan pembahasan tentang sebuah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler : writer's block.

Narasumber memberkan simulasi berupa tantangan untuk menulis, dengan ketentuan sebagai berikut:

·      Buat tulisan 1 paragraf (minimal 5 kalimat)

·      Berisi ttg pengalaman pribadi/praktik baik

·      Tulisan atau pengalaman disesuaikan dengan profesi atau sebagai penulis

·      Harus berkaitan dg salah satu sila dalam Pancasila

Waktu yang diberikan hanya 10 menit. Para peserta sangat antusias dalam menerima tantangan tersebut.

Di bawah ini ada beberapa contoh tulisan dari para peserta :

 

*Venice Rahayu, Kota Bogor, Gel. 25

 

Murid-murid adalah sumber kebahagiaanku. Bahkan ketika mereka berbuat kenakalan-kenakalan, aku tetap merasa bahagia. Entah bagaimana, tak pernah ada yang lebih atau kurang di mataku. Semuanya sama. Biji mataku. Semuanya istimewa.

Sesuai sila kelima.

 

*Nama          : Oktavia Hadianingsih

Kota             : Palangka Raya

Salah satu nilai luhur Pancasila yang tercermin dalam profil pelajar Pancasila adalah berkebhinekaan global. Artinya kita menanamkan karakter kepada murid untuk mencintai keanekaragaman yang ada di Indonesia namun dan tidak berpandangan sempit. Bangga dengan budaya bangsa yang beraneka ragam, dan mampu berpikir secara global atau mendunia. Salah satu contohnya adalah berpartisipasi aktif dalam Festival Budaya Isen Mulang 2022 yang diadakan kembali setelah sempat vakum karena pandemi.

 

*Nama : Syamsul Hidayati

Kab Dharmasraya

Pendidikan merupakan hak setiap warga Negara Indonesia dimana pun berada.  Menjadi seorang guru adalah tantangan tersendiri dalam menjamin kesetaraan ilmu setiap anak di Indonesia. Mengabdi di salah satu daerah pedalaman Papua Barat menunjukkan arti keberagaman agama , ras serta budaya. Walaupun berada di daerah yang jauh dari kemajuan peradaban dan teknologi namun memberikan ajaran yang baik harus tetap dilakukan. Mengajar dengan kondisi anak yang masih ngantuk, masih lelah karena membantu orang tua melaut, angkut kayu dari hutan. Ilmu harus mereka dapatkan agar mampu memajukan kampung halaman sendiri. Memotivasi buat semangat belajar, lanjutkan pendidikan dan mempunyai cita – cita yang indah. Alhamdulillah saat ini bahagia mendengar kabar mereka sudah kuliah, kerja dan jadi tentara

 

*Nama          : Yokeu Sukasah

Kota             : Garut

Gelombang : 25

 

Isi tantangan :

Musyawarah untuk mufakat sudah menjadi budaya bangsa Indonesia, pun begitu dalam musyawarah penentuan program dana sehat untuk kelangsungan hidup Posyandu. Silang pendapat sering terjadi ketika menentukan besaran nilai dana sehat, namun itu adalah seni dalam bermusywarah, yang akhirnya menjadi semakin erat persaudaraan.

 

 Tulisan di atas hanya contoh sebagian kecil saja


Materi dilanjutkan oleh narasumber yaitu tentang apakah ada yang sempat merasa tak punya ide menulis? Sudah menulis tapi kemudian kehilangan kata-kata?. Contohnya menulis tentang Pancasila mungkin mudah. Namun, ketika ditambah syarat harus dikaitkan dengan profesi, berupa pengalaman pribadi, serta harus terkait salah satu sila Pancasila, mungkin kemampuan menulis kita akan melambat. Kalau itu memang terjadi bisa jadi kita sedang terserang writer's block yaitu kebuntuan menulis.

 

Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block).

Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Berapa lama WB bisa terjadi?

Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut.

Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung? Agar bisa mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya. Lalu, apa saja penyebab writer's block?

Dari berbagai media dan artikel yang tersebar di dunia maya, ditambah dengan pengalaman pribadi, ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan writer's block sebagaimana tertulis dalam foto di atas.

a.   Mencoba metode/topik baru dalam menulis bisa jadi salah satu penyebab WB.

Misal, seperti tantangan kita di awal. Bagi yang mengetahui sejarah hari lahirnya Pancasila, mungkin tak kan mengalami kesulitan dalam menulis. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang merasa bahwa ini adalah "topik baru" dalam bahan tulisan mereka? Maka, WB bisa saja datang kepada orang-orang yang masih asing dengan topik tulisannya. api, jika kemudian kita teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita hancurkan. Membaca referensi tambahan bisa jadi salah satu solusi mengatasi WB. Tak hanya topik baru, metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB. Misalnya jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda.

Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya.Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.

b.   Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Baik stres, lelah fisik maupun mental bisa juga menjadi sebab-sebab kita terserang WB. Misal kita dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi kita malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis. Meski stres dan lelah fisik bisa menyebabkan WB, sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik. Caranya? Dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang kita tulis tersebut. Buat saja tulisan ekspresif. Curhat. Tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb.  Jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis

c.    Terakhir, salah satu hal yang dapat menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Ketika kita "sukses" menulis, katakanlah banyak dibaca orang. Atau buku kita jadi best seller. Setelahnya kita mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar tulisan kita bisa menarik banyak pembaca lagi? Bagaimana agar tulisan kita banyak dikomentari lagi? Bagaimana agar tulisan kita menjadi "sempurna". Ketika hal ini terjadi, ada dua kemungkinan:

 

1. Penulis tetap melaju dengan tulisannya.

atau

2. Penulis terserang WB dan mulai tersendat sendat menulisnya

ngin menghasilkan yang terbaik itu perlu. Tapi, bila terlalu perfeksionis kita harus mampu mengerem diri. Bukankah segala sesuatu yg berlebih itu kurang baik? Alih-alih menghasilkan tulisan, sikap kita yang terlalu perfeksionis bisa jadi membuat kita malah terserang WB. Kecepatan menulis kita berkurang, ide-ide terasa hilang, sulit fokus setiap kali akan menulis, dsb.

 

Ragu dalam menulis termasuk salah satu ciri terkena WB.Cara mengatasinya, bunda harus identifikasi dulu ragunya karena apa? Misal, jika ragu karena khawatir tidak sesuai EYD, kalimat tidak mengalir, atau hal lain terkait teknik menulis, maka bisa diminimalisir dg terus berlatih menulis. Sering mengecek KBBI, PUEBi misalnya.Tapi, bila ragunya karena khawatir dikritik teman, ragu karena takut dibilang jelek, atau apa pun yang kaitannya lebih ke psikologis, maka coba sedikit sedikit mulai share tulisan ke orang orang terdekat. Bergabung dg komunitas yg sama, seperti di grup ini. Bangkitkan dulu rasa percaya dirinya.

 

Trik agar ide tidak sampai terlepas adalah beberapa penulis hebat sering mengantongi buku catatan kecil di sakunya (zaman skg bs juga dengan hp).Ketika ada ide, segera ikat idenya dengan menuliskan di buku catatan. Atau dg hp. Atau rekam. Sesuai nyamannya kita. Dan sebelum memulai menulis, sebelumnya mari buat kerangka tulisan. Minimal memuat poin poin yang akan ditulis. Dari awal hingga akhir. Jadi, bila pun terjeda, memori kita masih bisa disegarkan dengan catatan catatan kecil kita.

Ketika kita ingin tulisan kita fokus, sesuai alur, sesuai encana, maka kerangka tulisan menjadi kunci utama. Buat garis besarnya dan apa yang ingin kita tulis. Lalu buat rinciannya, kemudian kembangkan tulisannya. Minimal seperti daftar isi.

Kesimpulannya adalah hanya diri kita yang tau jenis Writer’s block yang kita alami.

 

Quote malam ini : Menulis itu mudah. Konsisten menulis yang perlu diperjuangkan.

 

Demikian resume pertemuan ke 7 ini. Semoga ada manfaatnya bagi saya pribadi dan orang lain. Terimakasih untuk narasumber dan moderator yang luar biasa. Semoga kegiatan malam ini bisa bernilai ibadah bagi kita semua. Aamiin YRA.

 

Wassalam

Salam Literasi

 

 

Lombok Timur, 1 Juni 2022

 

.

 

 

 

 

6 komentar:

AKSI NYATA MODUL 1.4

  AKSI NYATA MODUL 1.4 OLEH     :     MISPALAH, S.Pd. CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 UNIT KERJA     :     SMPN 2 LABUHAN HAJI LATAR ...