Pertemuan ke 9
Pertemuan Ke 9 Hari/Tanggal : Senin, 6 Juni
2022 Narasumber : PROF. DR. NGAINUN NAIM Moderator : DAIL MA’RUF Tema : Menulis Itu Mudah
Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum Warohmatullohi
Wabarokatuh. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Alloh Yang Maha Kuasa
agar kita dapat melaksanakan ibadah serta aktifitas-aktifitas lainnya. Alhamdulillah pada malam ini, Senin,
tanggal 6 Juni 2022 kita masih diberi
kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ke 8 kegiatan Belajar
Menulis dengan tema “Menulis Itu Mudah” dengan narasumber yang luar biasa
yaitu Bapak Prof. DR, Ngainun Naim dan moderator yaitu Bapak Dail Ma’ruf,
M.Pd. Sekitar pukul 19.03 WIB
moderator membuka acara dengan memperkenalkan diri sembari mengucapkan
terimakasih kepada Tim Solid Omjay yang sudah memberikan kesempatan kepada
beliau untuk bisa menjadi penulis dan menerbitkan banyak buku, serta ucapan
terima kasih disampaikan kepada para narasumber dan Tim Solid Om Jay yang
selalu siap berkolaborasi kembangkan kemampuan literasi para Guru Hebat
se-Nusantara juga profesi lain
yang juga ikut dalan kelas Belajar Menulis
PGRI. Dan ucapan selamat kepada Om Jay yang Jay yang BESOK (Hari Selasa) akan sidang DISERTASI TERBUKA. Semoga lancar dan dimudahkan.
Menjadi Doktor Ilmu Pendidikan dengan keahlian di bidang Bloger Kolaboratif
dalam meningkatkan prestasi Siswa. Kepada teman – teman semua yang pada pukul
10. 30 WIB bisa luangkan waktu untung gabung di zoom meeting UJIAN TERBUKA Om
Jay. Ketiga saya sampaikan
bahwa Materi kita malam ini adalah
materi yang LUAR BIASA. Macam CUCI OTAK. Betul ini akan dicuci otak oleh narasumber
kita Prof. Dr. Ngainun Naim. Mind set kita yang lama yang menyatakan MENULIS
ITU SULIT akan direset dan diubah
menjadi MENULIS ITU MUDAH. Seperti biasa akan dibagi menjadi 2 sesi : sesi pertama penyampaian
materi dan sesi kedua tanya jawab. Narasumber mulai menyampaikan materi tentang Menulis Itu Mudah. Menulis
Itu Mudah jika kita memenuhi persyaratannya. Persyaratan yang dimaksud,
anatara lain: Pertama adalah membaca. Semua orang pasti mempunyai kemampuan membaca, tetapi
menjadikan membaca sebagai kebiasaan itu yang sulit. Jika Bapak Ibu ingin
bisa menulis usahakan tetap membaca. Membaca tidak perlu lama, sebentar saja
tapi harus berulan kali. Membaca sekitar 10-15 menit, lalu direnungkan. JIka ada yang
dirasa penting, dicatat walaupun hanya satu kalimat. Namanya dicatat itu bukan memindah isi buku tetapi
menulis versi kita. Misalnya Bapak Ibu membaca satu bagian buku tentang
Pembelajaran di Era Pandemi. Setelah membaca Bapak Ibu merenung, lalu
menemukan kesimpulan. Misalnya kesimpulannya begini: pembelajaran online
memunculkan tradisi baru dalam pendidikan Indonesia. Nah, kumpulan catatan itu kalau sudah terkumpul bisa
menjadi modal untuk membuat resensi. Contoh resensi narasumber berjudul
TERAJU. Kedua adalah
praktik menulis. Jika Bapak Ibu ingin jadi penulis ya harus menulis. Mengikuti
grup Menulis seperti ini Belajar Menulis ini adalah salah satu sarana bukan
tujuan. Jadi setelah kegiatan, langsung menulis. Jangan berpikir tulisan kita
kurang bagus dan sebagainya. Dalam menulis ada MOMENTUM. Segera menulis
berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama akan semakin
hilang. Segera
menulis biar tidak hilang MOMENTUM yang masih diingat. Ketiga menulis
mudah: TAHU APA YANG DITULIS. Maka menulis kegiatan harian, perjalanan, pengalaman
itu mudah. Soalnya kita mengalami sendiri. Keempat:
NIKMATI PROSES MENULIS. Apapun kalau dinikmati, akan mudah. Tapi jika kita
tidak menikmati, ya berat. Kelima adalah NGEMIL. Nulis itu tidak harus sekali jadi. Ini rangkaian dengan
prasyarat sebelumnya: nikmati. Jadi bisa dicicil. Saya nulis, termasuk
catatan perjalanan di Bukittinggi itu, bisa lima sampai tujuh kali duduk. Sedikit tapi
konsisten. Selanjutnya sesi
tanya jawab. 1.
Pertanyaan 1 : Nama Lengkap : Nur Jannah.Asal daerah : Jakarta Saya bekerja dari jam 6.00- 16.00, manakah waktu yang paling baik untuk
menulis? Apakah pagi, siang, sore, malam atau saat libur? Supaya bisa jaga
kesehatan juga. Jawaban : Baik Bu Nur Jannah. Usahakan bangun barang setengah
jam lebih pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Setelah ibadah bisa dipakai
menulis. Setengah jam itu jika dilakukan secara konsisten sudah sangat bagus.
Pagi itu tubuh segar. Kalau malam, tubuh sudah capek. Biasanya ngantuk.
Nulisnya jadi kurang fokus. Ini harus dilakukan setiap hari. Libur atau
tidak, tetap nulis. Mungkin awalnya agak berat. Tapi kalau sudah terbiasa,
akan enjoy. Selamat mencoba. 2. Pertanyaan
2: P2 : Nama
: Hurrotul mardiyah , Serang Banten. bagaimana Menjadikan menulis
itu sebagai habit dan budaya harian? Jawaban : dalam teori,
semua kebiasaan diawali dengan paksaan. Misalnya, saya fasih menulis dalam
bahasa Indonesia karena dipaksa oleh keadaan. Sekarang ini ketika sudah rutin
dilakukan ya tidak ada paksaan lagi. Kuncinya awalnya memaksa diri, lama-lama
akan terbiasa. 3. Pertanyaan
3: Wiwi Yulistia dar
Bandung *Jenis tulisan yg ditulis prof Naim tulisan nya jenis apa? *Apakah dialog dlm setiap tulisan harus selalu ada Jawaban : saya menulis karya ilmiah,laporan penelitian,
jurnal dan juga menulis populer di blog kompasiana, menulis cerpen, dsb. Dan dialog
dalam tulisan tidak harus ada, itu hanya sebagai salah satu cara untuk
menghidupkan suasana. 4.
Pertanyaan 4 : Rumiati. MAN Kota Palangkaraya. Assalamualaikum
Prof. Saya ingin menanyakan yang berkaiyltan dengan persyaratan menulis mudah
yabg no. 5 Menulis konsisten. Tidak sekali jadi. Harus menyicil.
Bagaimana jika dicicil nanti kalimat kita tidak nyambung lagi dengan ide yg
di awal. Kemuadian bagaimana caranya
menulis tidak panjang tapi bermakna. Jawaban : Tidak apa-apa. Ini yang belum saya sampaikan. Jadi menulis itu ada satu
tahap setelahnya yaitu EDIT. Nanti tulisan yang sudah selesai kita baca,
cermati. di situ yang kurang nyambung kita sambung-sambungkan. Awalnya
mungkin belum nyambung tapi nantinya akan tersambung. Hanya butuh proses dan
kebiasaan saja. 5.
Pertanyaan
5 : Bu Elmi dari Riau Apa yang melatar belakangi bapak terjun sebagai
penulis. Jawaban : https://www.youtube.com/watch?v=xliu1sCtkAQ&t=80s Di video ini ada sebagian jawabannya. Jadi dulu saya
nulis karena miskin. Betul-betul nggak ada duit. Sekolah hampir tidak lulus.
Seiring waktu saya menulis sebagai KLANGENAN. Sebagai cara berbahagia karena
bisa berbagi pengetahuan kepada orang lain. Dulu saya berjuang nulis di berbagai media untuk
mengejar honor. 6.
Pertanyaan 6: Sumiati .Lombok Barat Saya sering
kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan yang syaa
rasakan dan yang syaa alami. Pertanyaan
nya: Bagaimana liat2 agar kita intens menulis walau dalam kondisi apapun.
Saya juga sangat kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang berbau ilmiah Mohon ilmunya
pak Prof. Jawaban : Terima kasih Bu Sumiati dari Lobar. Pertama-tama coba kelola rasa. Coba
biasakan atau kalau mungkin sukai. Tidak mudah memang tetapi bisa diusahakan.
Semuanya memang butuh proses. Demikian juga dengan menulis ilmiah. Menulis itu
ada 2 jenis, yang pertama adalah menulis ilmiah yang membutuhkan referensi,
data, teori yang sering disebut dengan otak
kiri, sedangkan tulisan otak kanan
seperti menulis di blog, cerpen dsb. Dan diusahakan ada keseimbangan
antara menulis otak kanan dan otak kiri. Walaupun lebih sering menulis otak
kiri yaitu menulis ilmiah kadang diimbangi dengan otak kanan, dengan menulis tulisan
ringan satu dua paragraf di blog.
Demikian resume pertemuan ke 9 yang bisa saya buat. Semoga ada manfaatnya
bagi saya dan orang lain terutama dalam hal membiasakan diri untuk menulis. Semoga
bisa mengikuti jejak para narasumber yang luar biasa. Terimakasih banyak untuk ilmu dari Bapak narasumber Prof. Dr. Ngainun Naim,
dan moderator yang luar biasa juga Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd. Semoga apa yang kita laksanakan malam ini bisa bernilai ibadah. Aamiin.
Wassalam Salam Literasi
Lombok Timur, 6 Juni 2022 |
|
Mantap Bu resumenya, selalu semangat
BalasHapusAamiin ya allah.. Smoga semangat selalu terjaga yah bu
BalasHapusResumenya lengkap bu Mispalah, tampilan blognya jg cantik.
BalasHapusResume padat berisi,selalu semangat bu sampai finish
BalasHapusResumenya lengkap padat berisi
BalasHapus