Jumat, 17 Juni 2022

KONSEP BUKU NONFIKSI

 

Pertemuan ke 14

 

 


Hari/Tanggal : Jum’at, 17 Juni 2022

Narasumber :  MUSIIN, M.Pd.

Moderator :  LELY SURYANI

Tema  : KONSEP BUKU NONFIKSI

 

 

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Alloh Yang Maha Kuasa agar kita dapat melaksanakan ibadah serta aktifitas-aktifitas lainnya.

Alhamdulillah pada malam ini, Jum’at tanggal 17 Juni 2022  kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ke 14 kegiatan Belajar Menulis PGRI Nusantara dengan tema KONSEP BUKU NONFIKSI dengan narasumber yang sangat berpengalaman yaitu Ibu MUSIIN, M.Pd. Moderator yaitu Ibu LELY SURYANI.

Sebelum kegiatan dimulai Om Jay hadir memberikan support kepada peserta Belajar Menulis malam ini. Kami jadi semakin semangat mengikuti pemaparan materi yang akan disampaikan oleh narasumber.

Pada pukul 19.00 WIB, moderator mulai membuka kegiatan denga salam dan  tegur sapa kepada para peserta, tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada Tim Solid Omjay yang sangat  luar biasa.

Selanjutnya Ibu narasumber mulai menyapa peserta dan mengajak menyerukan yel yel MENULISLAH SETIAP HARI.. BUKTIKAN APA YANG TERJADI. Beliau juga berharap semoga kegiatan menulis ini menjadi berkah bagi kita semua yang sedang dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19  dan pertemuan ini menjadi penguat iman dan imun tubuh. Semoga ilmu yang kita peroleh malam ini bermanfaat dunia akhirat.

Narasumber menceritakan  bahwa beliau dulu waktu mulai menulis belum memiliki blog, beliau berangkat dari nol dan tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku, namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang. Beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Mereka bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil di pajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi. Hari ini Bapak Ibu sudah sampai di pertemuan ke-14, dan Bapak Ibu sudah menerima materi dari para narasumber yang luar biasa yang semuanya mendorong untuk segera aksi nyata menghasilkan buku.




 Saya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi saya untuk menulis.

Bapak Ibu yang luar biasa, ketakutan  yang saya rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.  Takut tidak ada yang membaca.

2.  Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.  Merasa karya orang lain lebih bagus.

Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide.

Akhirnya saya singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri saya sendiri. Saya yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Bapak ibu jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk.

Seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

 


Adakah sebuah buku di dalam diri Bapak Ibu?

Kapankah buku yang luar biasa itu akan lahir?

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Bapak Ibu penulis hebat, di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Semua adalah guru dan semua adalah murid.

Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita. Bapak Ibu yang hebat, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS. Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer semoga menjadi penguat mengapa saya dan Bapak Ibu  ingin menjadi penulis.

 



Apakah kutipan tersebut masih berlaku di era digital saat ini?

Jawabannya YES. Caption di ig, status di wa, tulisan di fb maupun konten di you tube membutuhkan keterampilan menulis.

Masih ingat dengan cerita Layangan Putus yang viral, cerita tersebut berasal dari tulisan di facebook.

Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan saya mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 2 minggu bersama Prof. Eko.

Malam ini narasumber membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.  Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.  Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3.  Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang kita pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1.  Pratulis

2.  Menulis Draf

3.  Merevisi Draf

4.  Menyunting Naskah

5.  Menerbitkan

 

Langkah Pertama

 Pratulis

1.  Menentukan tema

2.  Menemukan ide

3.  Merencanakan jenis tulisan

4.  Mengumpulkan bahan tulisan

5.  Bertukar pikiran

6.  Menyusun daftar

7.  Meriset

8.  Membuat Mind Mapping

9.  Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.  Pengalaman pribadi

2.  Pengalaman orang lain

3.  Berita di media massa

4.  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.  Imajinasi

6.  Mengamati lingkungan

7.  Perenungan

8.  Membaca buku

9.  Survey

10.Wawancara

 

Tema yang diangkat di buku narasumber adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang narasunber tulis.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

 

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

 

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

 

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

 

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.    Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan saya yakin beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu.  Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

Anotomi Buku

1.  Halaman Judul

2.  Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.  Halaman Daftar Isi

4.  Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.  Halaman Prakata

6.  Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.  Bagian /Bab

8.  Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.  Halaman Glosarium

10.Halaman Daftar Pustaka

11.Halaman Indeks

12.Halaman Tentang Penulis

 

Langkah kedua

Menulis Draf

1.  Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.  Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

 

Langkah ketiga

Merevisi Draf

1.  Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.  Memeriksa gambaran besar dari naskah.

 

Langkah keempat

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.  Ejaan

2.  Tata bahasa

3.  Diksi

4.  Data dan fakta

5.  Legalitas dan norma

 

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.  Hambatan waktu

2.  Hambatan kreativitas

3.  Hambatan teknis

4.  Hambatan tujuan

5.  Hambatan psikologis

 

Demikian sharing pengalaman dari saya. Semoga ilmu yang sedikit ini bisa membantu Bapak Ibu menaklukkan tantangan untuk menulis buku non-fiksi.

Sebelum kita ke tanya jawab, narasumber membagikan biodatanya. Kalau tak kenal maka tak sayang.

 

BIODATA NARASUMBER

Musiin  atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Ia lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998 .

Ia pertama kali masuk sekolah di tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986 dan  sekolah lagi ke SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989-1994. Ia melanjutkan ke IKIP negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.

Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015.

Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang.

Di lingkungan dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri

Selain mengajar, Bu Iin juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.Organisasi ini bergerak dalam bidang

1.       Pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya.

2.       Pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin, posyandu, anak sekolah bekerja sama dengan World Food Program (UN-WFP) di wilayaj Surabaya, Gresik dan Sidoarjo

3.       Pemberian bantuan susu bagi anak-anak SD bekerja sama dengan Susu Ultra dam Departemen  Pertanian Amerika Serikat.

4.       Pelatihan Sekolah Ramah Anak  bagi guru-guru SD di Kabupaten Sampang bekerja sama dengan UNICEF.

5.       Pendidikan  lingkungan dan daur ulang sampah bekerja sama dengan Tetra Pak Indonesia dan TP UKS Propinsi Jawa Timur.

6.       Pengadaaan perpustakaan kampung, dan toilet di kampung-kampung Surabaya donasi dari UN WFP.

Untuk saat ini, Bu Iin juga bergabung dalam Program Guru Penggerak menjadi Pengajar Praktik Angkatan 4 untuk Wilayah Kabupaten Kediri.

Dalam bidang kewirausahaan, Bu Iin merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu  bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri.

Sebagai penulis pemula, karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

1.       Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z

2.       Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)

3.       Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)

4.       Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)

5.       Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji

6.       Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.

7.       Menulis Artikel populer di majalah online

 

Editor Buku

1.       Kaulah Sosok Inspiratif di Hatiku ( Antologi Sosok Inspiratif)

2.       Kisah Penyemangat Kalbu (Antologi Penyuluh Agama)

 

Menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkan untuk mengikuti ujian Sertifikat Penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020.

 SESI TANYA JAWAB

* P1

Assalamualaikum Bu, saya bu Elmi dari Riau BM 25 mau bertanya Bu

1. Apa ciri-ciri buku non fiksi

2. Bagaimana penggunaan bahasa dalam menulis buku non fiksi

3. Apakah buku non fiksi itu faktual atau aktual Bu, dan apa bedanya.

4. Isi bukunya diambil dari mana Bu. Demikianlah mohon arahannya Bu. Terimakasih

Jawaban : Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.

Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut

1. Bahasa yang digunakan formal dan baku.

2. Isi berkaitan dengan fakta.

3. Tulisan bersifat ilmiah populer

4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

Jenis Buku Non Fiksi

1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar

Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.

*P2

Nama Endang Sri Purwanti, Kota Balikpapan, Gelombang 25

P

Subhanallah, super kreatif Bu In. Ketakutan saya adalah dicap plagiat. Walaupun sudah melampirkan foto dan hasil penelitian. Bagaimana meyakinkan orang bahwa yg saya tulis merupakan hal baru.

Pada kajian teori mengutip referensi/sumber lain. Apakah ini disebut plagiat’

Jawaban : Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan  Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita. Esai yang kita kirimkan jika kita mengikuti lomba, filter pertama pasti plagiarisme checker. Untuk itu kita harus pandai mengolah kata dari ide yang kita ambil. Jika kita hanya copy paste tanpa mencantumkan sumber, tentu dianggap sebagai plagiat.

*P3

Assalamu'alaikum wr eb mohon izin bertanya dari Vitriah  MTsN Sumba Timur gelombang 25 bahwa pada bagian kedua menulis draf itu kita bebas menuangkan tulisan atau ide-ide. Apakah bebas dimaksud adalah memilih model teks yang kita gunakan dalam menulis seperti teka deskripsi, narasasi, eksposisi, dan mungkin eksplanasi. Atau bebas dalam hal apa bu?  Mohon pencerahannya

Jawaban :  Kita bisa menggunakan  model teks apapun sepanjang itu sesuai dengan tujuan tulisan kita, misalkan kita menulis jenis buku motivasi. Untuk meyakinkan pembaca kita bisa menggunakan teks persuasi  atau teks narasi ketika kita memberi cerita untuk memperkuat motivasi kita. Untuk buku teks pelajaran, model teks yang kita gunakan adalah eksplanasi dan deskriptif.Semakin lama jam terbang, penulis akan secara otomatis menyesuaikan agar makna yang disampaikan mudah ditangkap pembaca. 

Dan malam pun beranjak larut, saya akhiri resume saya dengan harapan semoga materi malam ini bermanfaat bagi saya sendiri maupun orang lain. Dan dengan bekal materi malam ini semoga kita bisa menulis buku nonfiksi yang baik.

Terima kasih banyak untuk narasumber hebat dan moderator yang luar biasa serta kepada semua peserta pelatihan malam ini.

Sampai bertemu di pertemuan berikutnya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk terus belajar. Aamiin

 

Wassalam

 

Salam Literasi

 

Lombok Timur, 17 Juni 2022

 

 

 

 

 

 

 

 

 

            

 

             

 

              

 

 

    

 

             

 

           

 

           

 

          

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKSI NYATA MODUL 1.4

  AKSI NYATA MODUL 1.4 OLEH     :     MISPALAH, S.Pd. CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 UNIT KERJA     :     SMPN 2 LABUHAN HAJI LATAR ...