Sabtu, 28 Mei 2022

GAIRAH MENULIS PUISI

 Pertemuan ke 5


Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Mei 2022

Narasumber :  Dra. E. HASANAH, M.Pd.

Moderator :  DAIL MA’RUF, M.Pd.

Tema  : Gairah Manulis Puisi

 

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamualaikum warohmatullohi Wabarokatuh. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Alloh Yang Maha Kuasa agar kita dapat melaksanakan ibadah serta aktifitas-aktifitas lainnya.

Alhamdulillah pada malam ini, Jum’at tanggal 27 Mei 2022  kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ke 5 kegiatan Belajar Menulis dengan tema “Gairah Manulis Puisi”dimana narasumbernya yaitu Dra. E.Hasanah, M.Pd. dan moderator Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd. Kegiatan pertemuan ke 5 ini dibuka oleh moderator dengan mengajak peserta untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Selanjutnya narasumber memperkenalkan diri. Dan inilah CV beliau.


Beliau juga jebolan dari Belajar Menulis angkatan 18. Beliau belajar puisinya di komunitas belajar menulis dan blogger juga. Belajar puisi telelet, akrostik, atau puisi-puisi lainnya. Beliau sudah banyak menulis buku solo dan sekitar 60 buku antologi selama 1 tahun. Luar biasa, dan Tim solid Om Jay memang orang-orang pilihan.

Materi dimulai dengan menerjemahkan arti masing-masing kata dari tema kita malam ini yaitu Gairah menulis puisi.

GAIRAH artinya keinginan kuat , bersemangat.

PUISI artinya ragam sastra yang terikat : irama matra, rima , bahasa, penyusunan larik dan bait.







Untuk pemula biasanya lebih disukai puisi bebas karena si penulis bebas menuliskan isi hatinya.

Setelah sekitar 1 jam memberikan materi, Ibu narasumber memberikan tantangan kepada para peserta untuk membuat puisi, dan 3 puisi terbaik akan mendapatkan hadiah buku. Para peserta sangat antusias mengikutinya. Temanyapun berbeda-beda, mulai dari puisi cinta, religi, alam, dsb. Dan saya banyak mendapat inspirasi, pengetahuan dan pengalaman berharga dari puisi-puisi tersebut.

Beberapa puisi karaya para peserta Belajar Menulis

1. Karya Tri Mahayanti

LORONG LORONG KEHIDUPAN

      Pojok pasar legi

 Toko toko masih tertutup rapi

Jalanan lengah  sepi

Suara kendaraan tak berbunyi

Orang orang kaya masih dalam mimpi,

Berselimut  kain tebal penghangat dir.

Kulangkahkan kaki menuju pasar pagi

Bermodalkan semangat dan harga diri

Menunggu pelanggan yang sudi menggunakan jasaku 

Memanggul  barang

Rupiah  demi rupiah kukumpulkan untuk  menyambung hidup


Ketika sang fajar menanpakan diri,

Badanku sudah bermandikan keringat.

Walaupun yang kudapat tak sebanding dengan tenagaku.

Ini yang  kubisa lakukan,

Ketrampilan tak kumiliki, apalagi ijazah perguruan tinggi.


2. Karya Venice Rahayu

Selalu Saja Aku Jatuh Cinta Pada-Mu ()


Aku telah memanggil-Mu dalam keheningan

Aku menangis

Kubawa ceritaku kehadapan-Mu

Dan Engkau memelukku erat

Malam itu, aku terlelap di pangkuan-Mu


3. Karya Emutwae

Aku terpukau oleh goresan pena

Anganku melayang inginkan sama

Merenda kata menjadi sebuah makna


Melaju menyatukan diri dalam sebuah komunitas

Untuk mencari sebuah identitas

Sudahkah aku pantas 

Meraih gelar penulis  ? 


Meski tertatih, tak buatku lelah

Apalagi pasrah

Bersama sahabat dalam satu wadah

Torehkan karya agar kelak menjadi sejarah


4. Karya Rhudatul Jannah

Menoreh malam sayu diterpa angin

Sejak siang aku asyik dengan bidadari kecilku

Bias bias secercah harapan pertemuan di majlis ilmu

Gairah menulis puisi menggugah nafsuku untuk menanti


5. Karya Yandri Novita Sari

Purnama di renggut paksa oleh pagi. 

Terpecah dan tiap lengkungannya runtuh. 

Pagi menyulut dengan rona angkuh.

Memuntahkan cahaya hingga purnama pucat pasih.

Mendekap mendekap dan terus mendekap. 

Hingga purnama terhangati dalam pelukan pagi. 

Berbalut ketidak warasan.

Di sanggul oleh kemunafikan.

Purnama menjelma menjadi sepasang kekasih.

Mesra meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi. 

Kini purnama terus menyatu.

Menyisakan luka sayatan tanpa ada obat penawar.

Mata yang terus menunggu di sudut malam. 

Melihat ke elokan cahayanya hanya bisa terisak tanpa air mata. 

Mengalir hanya ke dalam sukma. 

Aku bungkam rindu,  menua lah dalam luka ku yang belum kunjung sembuh..

Sudut sendu,  


6. Karya Indaryati

Siswa ku


Di pagi yang cerah

Sambil berlari kecil 

Ku sambut kedatangan mu

Di madrasah idola kita


Ilmu pengetahuan kau jemput dengan suka cita

Wajah ceria selalu ada

Semangat belajar ada di dada

Menjemput jemput keberhasilan


7. Karya Dail Ma'ruf

FATAMORGANA


Kataku itu luar biasa

Namun katamu tu Biasa

Milikku itu istimewa

Milikmu juga istimewa


Bahagia itu apa sesungguhnya

Apakah banyaknya harta

Ataukah kecukupan dengan yang ada

Setiap orang punya arti berbeda


Bahaga itu bagaimana

Apakah terwujudnya semua asa

Ataukah kesyukuran atas apa yang diterima

Sekali lagi setiap kita punya makna yang berbeda


8. Karya Ilham

Aku dan dia


Aku tak kenal dirimu

Tapi engkau mengenalku

Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu


Hati ini terpanah olehmu

Tapi mungkin kan itu terjadi

Semuanya ku serahkan pada sang pencipta


9. Karya Rumiati

Senja mulai merambah

Sang surya mulai rendah

Burung mengepak sayap

 tuk pulang

 bersandar di parebahan


Waktu sudah teratur

Bagi makhluk yang bersyukur

Sutradara kehidupan maha pengatur

Jangan mengelak untuk bersyukur


10. Karya ...

Semburat merah warna senja itu

Matahari siap terbenam

awan pun enggan bergerak

hingga langit tampak bersih 


prahara senja terjadi

emosi bocah meluap

tatkala kejailan bersama teman


Kucoba menunggu keraguan itu

harapku tak kan terjadi


Namun 

yang kuinginkan tak kunjung ada

belaian sayang

nasehat bijak

kata-kata bujukan indah

tiada tampak olehku


wajah muram lagi dingin

mulut bungkan

diam membisu

tatapan mata tiada arti

sedih kumelihat


Apakah tanda cinta

apakah tanda sayang

aku sungguh takut

keraguanku terjadi


Hati tetap harus kuat

Kupasrahkan smua pada Illahi

Semoga slalu dilindungiNya


11. Karya Elen Pakpahan

Hatiku tak sedang bergairah

Tulang-tulangku terasa patah

Badanku merasa lelah

Karena hariku menghadapi beberapa masalah


Tuhan, bantu aku

Topik pertemuan malam ini kesukaanku

Tetapi mengapa 

Nyaliku untuk fokus entah di mana


Semoga galau ini tak berlanjut

Kuambil minuman penghangat perut

Sesekali kakiku kuurut

Berharap jiwa dan raga  jadi penurut


12. Karya Arofiah Afifi

PUISI RINDUKU

Banyak kata yang tak sanggup  diuraikan lisan  , Berjuta rasa tak sanggup terungkap dalam ucapan, 

Selaksa rindu dan sendu berpadu, menyatu pada aksara, tanpa jeda.

Aku ingin menggapai berjuta asa, teriakkan menggema dalam dada.

Mencipta cita menuju cinta.

Merajut kisah penuh  kasih asmara 

Ribuan asa bermuara 

Pada cahaya  yang jauh di sana

Kasih, ku nanti dirimu pada ujung senja, merona jingga.

Cinta. Ku ukir namamu pada batu karang yang tak goyah diterjang gelombang.

Rindu. Ku sebut namamu dalam untaian doa. Menuju Arasy NYA.

Wahai cahayaku, bilakah tiba masa kita bersua ?

Ribuan abjad tanpa jeda, ku toreh  pada selaksa  embun pagi.

Ungkapan jiwa dan isi hati

Wahai cakrawlaaku 

Ribuan bintang bercengkrama kubisikkan namamu

Ber arak awan putih kititipkan rinduku untukmu

Wahai rinai, grangan sampaikan tetesan ribuan rinduku 


Pada cahaya yang begitu indah menghias relung jiwaku 


13. Karya Zainab

RASA



Aku takut sepi

Aku takut sunyi

Aku takut senyap

Aku takut gelap



Sepi selalu memelukku

Sunyi selalu mendekapku

Senyap selalu menghampiriku

Gelap selalu menemaniku



 Aku sesak dipeluk sepi.

Aku gerah didekap sunyi

Aku jenuh bertemu senyap

Aku enggan ditemani gelap



Sepi melelahkan ragaku

Sunyi mencekam jiwaku

Senyap meretas gairahku

Gelap menghadang impianku



Ku harap rasa ini berlalu

Biarlah keceriaan memelukku

Kegembiraan mendekapku

Keramaian menjumpaiku

Cahaya terang selalu bersamaku


Quote malam ini adalah :


Malampun beranjak larut, dan sekitar pukul 22.25 WIB kegiatan ditutup oleh moderator. Semoga materi malam ini dan puisi-puisi dari rekan-rekan bisa membuka wawasan saya untuk bisa merangkai kata-kata yang indah dalam menulis puisi.

Malampun beranjak larut, dan sekitar pukul 22.25 WIB kegiatan ditutup oleh moderator. Semoga materi malam ini dan puisi-puisi dari rekan-rekan bisa membuka wawasan saya untuk bisa merangkai kata-kata yang indah dalam menulis puisi.


Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada  Ibu narasumber dan Bapak moderator serta semua peserta Belajar Menulis gelombang 25 dan 26. Semoga Alloh memberkati kita semua dan semoga apa yang kita laksanakan malam ini bisa bernilai ibadah. Aamiin.

 

Wassalam

Salam Literasi.

Lombok Timur, 27 Mei 2022


















3 komentar:

AKSI NYATA MODUL 1.4

  AKSI NYATA MODUL 1.4 OLEH     :     MISPALAH, S.Pd. CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 UNIT KERJA     :     SMPN 2 LABUHAN HAJI LATAR ...